BUDIDAYA TANAMAN TERONG



Tanaman terong atau dalam bahasa latin Solanum melongena merupakantanaman yang tumbuh di daerah  tropis.  Budidaya terong sebenarnya tidak terlalu susah, yang dibutuhkan hanya niat dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan.

Terong atau Terung (Eggplant,  Solanum melongena) adalah jenis tanaman yang hidup di daerah tropis. Tanaman yang berasal dari India dan Sri Lanka ini, masih satu famili dengan tomat dan kentang. Kandungan gizi yang terdapat pada terung bisa dibilang cukup tinggi, meliputi protein, kalsium, besi, fosfor, lemak, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Terung sangat baik untuk dikonsumsi, karena memiliki kadar kalium yang tinggi sekitar 217 mg/100 gr. Kalium sendiri sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot. Sedang untuk kandungan serat pada terung, sekitar 2,5 gr per 100 gram, karena itu, terung sangat baik untuk pencernaan.

Terung memiliki berbagai macam jenis. Di antara jenis-jenis terung yang ditanam di Indonesia, beberapa diantaranya adalah: terung gelatik yang sering dipakai untuk lalapan, terung Medan yang memiliki buah bulat panjang berukuran mini, terung craigi dengan buah yang bulat panjang ujung meruncing, terung Jepang dengan bentuk buah bulat dan panjang silindris, terung Kopek dengan buah yang panjang, terung Bogor dengan bentuk buah bulat besar berwarna keputih-putihan, serta berbagai jenis terung yang lainnya.

Terung dapat hidup dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu udara 22 – 30o C. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman terung adalah jenis lempung berpasir dengan pH antara 6,8 – 7,3, cukup subur, kaya akan berbagai bahan organik, dan memiliki aerasi serta drainase yang baik. Terung sangat cocok jika ditanam pada musim kemarau karena tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup.

MANFAAT & KEGUNAAN TERONG

     Terong memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.

SEKILAS BUDIDAYA TERONG

     Terong sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terong dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 – 25 derajat Celcius. Untuk pembentukan warna buah , terong memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau.  Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjangujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan.

     Terong pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji terong yang betul-betul berkualitas dapat diperoleh dengan membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.

     Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu dilakukan langkah-langkahdalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta pemberantasan penyakit.

Terong pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu daun, kutu trip, kumbang totol hitam, lalatbuah, lembing hijau, penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulattanduk. Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan virus. Cara pencegahanhama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.

Terong rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila dirawat dengan baiktanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan. Panen yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat musim kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena buahsedang bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.

SYARAT TUMBUH

Dapat tumbuhdi dataran rendah tinggi

Suhu udara 22 – 30o C

Jenistanahyang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan    drainase baik dan pH antara 6,8-7,3

Sinar matahari harus cukup

Cocok ditanam musim kemarau

 PERSEMAIAN

       Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai. Benih terong yang akan ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan pemeraman benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam, kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan (pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida bahan aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat menghindarkan bibit dari penyakit dumping off . Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5 cm.

PEMBIBITAN

   Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit

  Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untukdiperam selama + 24 jam hingga     nampak mulai berkecambah

   Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarakantar barisan 10-15 cm

   Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan benih satu persatu    ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus.

   Tutup benih tersebut dengan tanah tipis

   Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/ penutup lainnya

   Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya

  Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )

  Perhatikan serangan hamadan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot dengan    pestisida

   Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PERSIAPAN LAHAN

      Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.

PENANAMAN

     Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.

    Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia

    Pilih bibit yang tumbuhsubur dan normal

    Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan

    Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)

PENGAIRAN

      Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.

 PENYULAMAN

   Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit

   Penyulaman maksimal umur 15 hari

 PEMASANGAN AJIR (TURUS)

   Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran

   Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm

   Tancapkan secara individu dekat batang

   Ikat batang atau cabang terong pada turus 
PENYIANGAN

   Rumputliar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut

   Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam

 PEMELIHARAAN

       Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman. Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.

Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan dan kondisi lingkungan.

ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh penerangan.

Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.) Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida

Ulat Buah( Helicoverpa armigera Hubn.) Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
PENYAKIT

Layu Bakteri Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejalaserangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar sehingga pasokan air dan haratanaman dari tanah ke daun terhambat sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae sepertitomat, tembakau dll karena akan memperparah serangan. Gunakan Bakterisida

Busuk Buah Penyebab : jamurPhytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp. Gejalaserangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk. Pengendalian : gunakan Fungisida

Bercak Daun Penyebab : jamurCercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.

Antraknose Penyebab : jamurGloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam

Busuk Leher akar Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat

Rebah Semai Penyebab : JamurRhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit mudakebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
PANEN

       Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terongjenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.

Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun kwantitasnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG